welcome to stargirlzone

welcome to stargirlzone ^^

Rabu, 27 Juli 2011

praktikum pengenalan tanaman obat

ACARA 1
PENGENALAN TANAMAN OBAT

TUJUAN PRAKTIKUM:
1. Klasifikasi tanaman obat
2. Deskripsi/determinasi tanaman
3. Bagian-bagian tanaman yang digunakan sebagai obat
4. Kandungan kimia dan efek farmakologis
5. Manfaat tanaman dalam bidang farmasi

HASIL PENGAMATAN

Tanaman I
A. Nama Ilmiah : Carica papaya Linn.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhana berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( Berkeping dua / dikotil )
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya Linn.

B. Nama Lokal
Pepaya (Indonesia), betik, kates, telo gantung (Jawa), gedang (Sunda), peutu (Aceh), pastela (Batak), batik,kalikih (Minangkabau), punti kayu (Lampung), padu (Flores), unti jawa, tangang-tangang (Ujung Pandang), popaen (Maluku), sempain (Irian Jaya), tapaya (ternate), kuat (Timor), Papaya, papaw (Inggris), papaya, melunboom (Belanda), fruta bomba (Spanyol), figuier des iles, papaya (Perancis), melonenbaum, baummlone (Jerman).

C. Deskripsi Morfologi Tanaman
Habitus pepaya (Carica papaya) merupakan tumbuhan semak berupa pohon. Sistem perakarannya yaitu berakar tunggang yang kuat, mempunyai batang yang berongga dan tidak mengalaami percabangan. Pepaya merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah, tingginya kira-kira 8 - 10 m. Tumbuhan pepaya membutuhkan tanah yang tidak keras (berliang renik), banyak pupuk dan bersuhu tidak terlalu dingin (di daerah pegunungan misalnya tidak riap), hidupnya tidak lebih dari 8 tahun. Daun pepaya merupakan daun tunggal, berukuran tipis tidak berdaging, mempunyai ujung daun yang meruncing, tepi daun bercangap dan bertoreh, dan mempunyai pertulangan daun menjari. Apabila daun pepaya tersebut dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak bahwa daun pepaya itu simetris. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk. Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang apabila penampang buahnya dipotong melintang. Tanaman ini juga dibudidayakan di kebun-kebun luas karena buahnya yang segar dan bergizi.
Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah. Umumnya pepaya diperbanyak dengan bijinya yang telah disemaikan terlebih dahulu di tempat yang tidak tergenang air, dan pada umur 9 sampai 14 bulan, pohon pepaya sudah dapat menghasilkan buah. Setelah pohon pepaya berumur 3 sampai 4 tahun sebaiknya diremajakan kembali dengan penanaman pohon baru. Pemupukan cukup dilakukan sekali dalam 6 bulan. Daun (yang dijual sebagai obat) dinamakan gampleng gandul. Untuk keperluan pengobatan diperlukan pepaya gantung. Pepaya gamblok sama dengan gandul wuluh. Pepaya gantung sama dengan gandul lelaki. Daerah tumbuh tanaman pepaya kurang dari 1000 m di atas permukaan laut. Pohon pepaya banyak ditanam di halaman, di kebun atau khusus ditanam di perkebunan milik seseorang.

D. Bagian Tanaman yang digunakan sebagai Obat
Pepaya merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai obat, mulai dari akar, daun, getah, buah dan bijinya. Manfaat dari tanaman pepaya adalah sebagai berikut :
1) Akarnya digunakan untuk mengobati penyakit gangguan saluran air kencing, ginjal dan kandung kencing serta mengusir cacing keremi. Caranya dengan merebus dengan air + setengah jam, kemudian seduhan tersebut diminum.
2) Daunnya digunakan untuk memperkuat sekresi empedu, demam menahun, dan malaria. Caranya dengan merebus daunya, kemudian air seduhan diminum dan sayurnya dimakan.
3) Bunganya digunakan untuk menambah nafsu makan dan membersihkan darah pada sakit kuning.
4) Buahnya mengandung serat yang dapat memperlancar pencernaan dan juga dapat mengobati sariawan.
5) Getahnya digunakan untuk obat luka bakar (menghilangkan rasa sakit dan mencegah timbulnya gelembung), obat cacing, memperbaiki penncernaan dan sebagai obat cacing, caranya dengan mencampurkan getah pepaya tersebut dengan gula kemudian diminum selama 3 hari berturut-turut.. Tetapi sebelumnya harus makan gula putih sebanyak-banyaknya.
6) Bijinya digunakan untuk obat demam, influenza, vermifugum emenagogum, abortivum dan lain-lain. Caranya dengan menumbuk biji pepaya dan dtambah dengan cuka kemudian airnya diminum.
E. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis
Komposisi kandungan zat gizi pada buah pepaya (Carica papaya) cukup tinggi. Pada buah pepaya masak setiap 100 gr (1 ons) mengandung kalori sebesar 46 kalori yang berarti lebih besar jumlahnya dibanding buah pepaya muda yang hanya mengandung 26 kalori. Disamping mengandung kalori yang cukup tinggi, buah pepaya masak juga mengandung vitamin A sebesar 365 SI (satuan internasional), vitamin B1 0,04 mg, vitamin C 78 mg, kalsium 23 mg, hidrat arang 12,2 gr, fosfor 12 mg, besi 1,7 mg, protein 0,5 gr dan air 86,7 gr. Pepaya tidak mengandung lemak. Sedangkan komposisi kandungan kimia yang terdapat pada buah pepaya muda antara lain : lemak sebesar 0,1 gr/100gr, protein 2,1 gr/100 gr, hidrat arang 4,9 gr/100 gr, kalsium 50 mg/100 gr, fosfor 16 mg/100 gr, besi 0,4 mg/100 gr, vitamin A 50 SI, vitamin B1 0,02 mg/100 gr, vitamin C 19 mg/100gr dan air 92,4 mg/1oo gr. Disamping itu juga, buah pepaya muda mengandung unsur antibiotik. Daun pepaya mengandung berbagai zat antara lain : vitamin A yang jumlahnya sangat tinggi, yaitu 18250 SI, vitamin B1 0,15 mg/100gr, vitamin C 140 mg/100gr, kalori 79 kal/100 gr, protein 8,0 gr/100 gr, lemak 2,0 gr/100 gr, hidrat arang 11,9 gr/100 gr, kalsiun 353 mg/100 gr, fosfor 63 mg/100 gr, besi 8,0 mg/100 gr dan air 75,4 gr/100 gr. Tumbuhan pepaya ini mengandung papain, yaitu senyawa yang dapat memperpanjang daya cerna pepsin sehingga pencernaan lebih sempurna. Disamping itu papain mempunyai daya anti cacing pita, cacing gelang, cacing keremi dan cacing tambang. Daun pepaya juga mengandung carposide (sebagai anti cacing) dan carpaine (alkaloida pahit, melumpuhkan jantung). Selain kandungan tersebut, kandungan penting lainnya adalah caricaksantin dan violaksantin yang menyebabkan urine bereaksi asam. Getahnya mengandung papayotine yang berfungsi untuk melarutkan zat putih telur dengan fibrine menjadi pepton dalam suasana netral atau yang agak katalis, dan pada kulit akarnya mengandung kalium myronaat (glicosida) dan myrosine (ferment). Di antara getah batang, daun, dan buah, getah yang berasal dari buahlah yang paling berkualitas. Papain dari batang dan daun hanya memiliki aktivitas proteolitik sekitar 200 MCU/ gram (g) sementara dari buahnya jauh lebih banyak, sekitar 400 MCU/g. Sedangkan produksi papain dari buah bisa mencapai sekitar 440 kg/tahun/ hektar.
Batang, daun, dan buah pepaya mengandung getah berwarna putih yang mengandung enzim pemecah protein atau proteolitik dan populer dengan sebutan papain. Enzim ini banyak digunakan dalam berbagai kegiatan industri, seperti industri farmasi sebagai bahan obat, kosmetik, tekstil, penyamakan kulit dan lainnya. Papain juga banyak digunakan sebagai bahan aktif dalam preparat farmasi seperti obat gangguan pencernaan, dispesia, dan obat cacing. Dalam rangka pembedahan papain bisa digunakan sebagai obat pengendali oedema dan imflamasi. Yang banyak digunakan saat ini adalah bahan aktif untuk krim, pembersih kulit muka. Sebab, papain bisa melarutkan sel-sel mati yang melekat pada kulit dan sukar terlepas secara fisik. Noda dan flek di wajah bisa dikikis oleh papain hingga menjadi mulus dan bersih. Papain pun bisa digunakan sebagai bahan pembuat pasta gigi, sebab bisa membersihkan sisa makanan apa saja yang melekat di gigi.
Pepaya juga menghasilkan pektin. Pektin ini digunakan sebagai emulsifier bagi preparat cair dan sirup, obat diare pada anak-anak, obat penawar racun logam, bahan penurun daya racun dan meningkatkan daya larut obat sulfa, memperpanjang kerja hormon dan antibiotika, bahan pelapis perban (pembalut luka) guna menyerap kotoran dan jaringan yang rusak serta bahan kosmetik, oral atau injeksi untuk mencegah pendarahan.

F. Manfaat Tanaman dalam Bidang Farmasi
Pepaya memiliki segudang manfaat dalam mengobati sebuah penyakit, diantaranya :
 Daun, manfaatnya yaitu :
1. Sebagai obat jerawat, caranya dengan membuatnya menjadi masker.
Cara membuat maskernya : ambil 2-3 lembar daun pepaya yang sudah tua.Kemudian jemur dan tumbuk sampai halus. Tambahkan satu setengah sendok air, kemudian jadikan sebagai masker.
2. Memperlancar pencernaan
Daun dari tumbuhan pepaya memiliki kandungan kimia senyawa karpain. Zat itu dapat membunuh mikroorganisme yang sering mengganggu fungsi pencernaan.
3. Menambah nafsu makan, caranya ambil daun pepaya yang segar dan memiliki ukuran sebesar telapak tangan. Kemudian tambahkan sedikit garam dan air hangat setengah cangkir. Campur semua lalu diblender. Airnya disaring kemudian diminum.
4. Demam berdarah, caranya ambil 5 lembar daun pepaya. Tambahkan setengah liter air lalu direbus. Ambil air tersebut jika sudah tertinggal tiperempatnya saja. Jika keadaan tidak membaik segera ke dokter (bahkan kalaupun membaik segera bawa ke dokter). Ini merupakan pertolongan pertama.
5. Nyeri haid, caranya cukup ambil 1 lembar daun saja, Tambahkan asam jawa dan garam. Lalu campur dengan segelas air dan rebus. Dinginkan sebelum meminum ramuan pepaya tersebut.
6. Anti kanker. Hal ini masih belum pasti, tapi dari beberapa penelitian bahwa manfaat daun pepaya juga dapat dikembangkan sebagai anti kanker. Sebenarnya bukan hanya daunnya saja melainkan batang pepaya juga dapat digunakan. Karena keduanya memiliki milky latex (getah putih seperti susu).
 Buahnya dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi. Karena pepaya yang masih setengah matang, mentah dan mengkal bisa menggugurkan kandungan pada ibu hamil. Dari efek inilah pepaya mentah diolah menjadi alat kontrasepsi. Untuk ibu hamil sebaiknya menghindari sementara mengkonsumsi pepaya.
 Getah, manfaatnya yaitu :
1. Bahan Kosmetik hingga Obat Cacing
Getah berwarna putih yang mengandung enzim pemecah protein atau proteolitik dan populer dengan sebutan papain. Papain banyak digunakan sebagai bahan aktif dalam preparat farmasi seperti obat gangguan pencernaan, dispesia, dan obat cacing. Dalam rangka pembedahan papain bisa digunakan sebagai obat pengendali oedema dan imflamasi. Papain banyak digunakan sebagai bahan aktif dalam preparat farmasi seperti obat gangguan pencernaan, dispesia, dan obat cacing. Dalam rangka pembedahan papain bisa digunakan sebagai obat pengendali oedema dan imflamasi.
2. Sebagai emulsifier
Pektin digunakan sebagai emulsifier bagi preparat cair dan sirup, obat diare pada anak-anak, obat penawar racun logam, bahan penurun daya racun dan meningkatkan daya larut obat sulfa, memperpanjang kerja hormon dan antibiotika, bahan pelapis perban (pembalut luka) guna menyerap kotoran dan jaringan yang rusak serta bahan kosmetik, oral atau injeksi untuk mencegah pendarahan.

Tanaman II
A. Nama ilmiah : Alpinia galanga Linn.
Sinonim : Languas galanga, Alpinia galanga SW., Alpinia pyramidata Bl. Galanga officinalis Salisb. Maranta galanga L.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (Berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galanga Linn.

B. Nama lokal
Laos, lengkuas (Jawa), Laja (Sunda), Lawas, lengkuweh, halas ( Sumatra ), Greater galangal, Java galangal, languas, laos root (Inggris), Rieng am, rieng nep (Vietnam), Kha (Thailand), Hong dou kou (Cina).

C. Deskripsi Morfologi Tanaman
Habitus tumbuhan lengkuas adalah herba. Akar serabut tumbuh di sekitar rimpang, warnanya coklat muda. Tidak berbatang nyata, batang terdapat di dalam tanah sebagai rimpang. Rimpang bercabang sangat kuat, cabangnya banyak, berumbi, dan aromatik. Akar sangat banyak. Umbi berwarna putih dengan tepi berwarna coklat kekuningan. Tumbuhan lengkuas berbatang basah, tingginya dapat mencapai sampai 2,5 meter, tegak, terestrial, dengan kumpulan daun berbentuk roset dekat permukaan tanah. Daun lengkuas biasanya terdiri dari 2, jarang 1 atau 3, bentuk elips besar atau bulat, dengan pangkal daun membulat sampai agak berbentuk jantung, menyempit ke arah tangkai, sangat pendek, meruncing, permukaan atas daun suram, berambut dengan tepi orange atau coklat merah, hijau, bagian bawah hijau pucat, daging daun seperti kulit, panjang helaian 7-15 cm, lebar 2-2,8 cm, tangkai daun 3-10 mm, ligula sangat pendek, pelepah daun terdapat di dalam tanah, berwarna putih dengan panjang 1,5-3,5 cm. Mempunyai bunga majemuk, silindris, keluar tersendiri di ujung batang, panjang sampai 4 cm, dengan 4-12 bunga atau lebih, daun pelindung 2 sangat sempit dengan panjang 3-3,5 cm, kelopak bunga dengan ujung bergigi dua. Daun mahkota berwarna putih, berbau harum, berbentuk tabung dengan ukuran 2,5-5 cm. Benang sari steril berbentuk lembaran, berlekatan berbentuk bibir (labellum), di bagian bawah tengah-tengahnya berbecak ungu, yang lain putih atau ungu cerah dengan titik-titik ungu, kepala sari besar. Buahnya berbentuk bulat dan keras. Ada dua jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih yang biasa digunakan sebagai penyedap masakan dan varitas berimpang umbi merah, lengkuas jenis ini yang biasa digunakan sebagai obat.
Daerah tempat tumbuh tanaman lengkuas ini adalah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini tumbuh liar di tempat yang sedikit terlindung dari sinar matahari.

D. Bagian Tanaman yang digunakan sebagai Obat
Bagian yang digunakan sebagai obat adalah pada bagian akarnya, yaitu untuk mengobati berbagai penyakit, antara lain :
 Menguatkan perut besar dan usus serta memperbaiki pencernaan. Caranya dengan direbus dengan kunyit dan ditambah dengan cuka encer.
 Untuk membersihkan badan dalam masa nifas. Caranya dengan dibuat halus sampai menjadi bubur.
 Obat kurap, panu, kukul, panu dan penyakit kulit yang lain. Caranya dengan menumbuk bagian rizhoma pada ujungnya sampai menjadi serabut, celupkan ke dalam cuka, kemudian dIgosokkan ke tempat yang sakit.
 Obat tetes telinga. Caranya dengan membakar cabang muda di dalam abu panas, kemudian ambil airnya.
 Obat sakit perut. Yang digunakan adalah bagian bijinya.
E. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis
Rimpang mengan¬dung 0,5-1% minyak at¬siri yang terdiri dari Ses-quiterpene hydrocarbon, Sesquiterpene alcohol se¬bagai komponen utama; minyak atsiri terdiri atas 5,6% cineole, 2,6% Methylcinnamate. Di samping itu terdapat pula (walau dalam jumlah relative kecil) Eugenol; Galangol (Diaryl heptanoid) (senyawa berasa pedas), Gi¬ngerol; Acetoxychavicol acetate, Acetoxyeugenol acetate, Caryo¬phy¬llenol-1. Gingerol C17H26O4 juga terkandung dalam rimpang jahe (Zingiber officinale Roscoe.) berupa minyak berwarna kuning, rasa pedas, indeks bias 1,5212. Larut dalam alkohol, eter, kloroform, benzena dan sedikit larut dalam petroleum eter panas. Kaempferitrin (Kaempferol rhamnoside, C27H30O14) merupakan jarum warna putih dengan jarak lebur 190-192oC, sangat su¬kar larut dalam air dan alkohol mendi¬dih. Apabila mengalami hidrolisis maka senyawa ini akan terurai menjadi kaemp¬ferol dan 2 molekul Rhamnose. Selain minyak atsiri terdapat pula flavonoid turunan quercetin, Kaempferide, 7-Hydroxy-3,5-dimethoxy flavone, Galangin (3,5,7-tri¬hydroxyflavone), Alpinin, Isorham¬ne¬tin, Kaempferol, Kaempferol-4-methylether, Kaempferol-7-methyl¬ether, Quercetin, Quercetin-3-me¬thylether, sterol-sterol lain dan gliko¬sida sterol. Kaempferol, C15H10O6 berbentuk jarum warna kuning, jarak lebur 276-278oC. Sukar larut dalam air, larut dalam alkohol panas, eter atau basa. Dengan pereaksi ferric chloride akan memberi warna hijau, de¬ngan pereaksi ferric ammonium sulfat memberi warna purple. Senya¬wa ini bersifat mereduksi larutan Fehling dan perak ammoniakal. Quercetin, C15H10O7 adalah bentuk aglikon dari glikosida quer¬citrin (yang telah melepas molekul L-Rhamnose) merupakan jarum ku¬ning yang larut dalam asam asetat glasial. Satu gram larut dalam 299 ml alkohol dingin, dan larut dalam 23 ml alkohol mendidih. Apabila bercampur dengan larutan basa akan memberi warna kuning kehijauan. Praktis tidak larut dalam air. Dengan pereaksi ferric chlo¬ride memberi warna coklat kemerahan setelah dipanaskan. Kegunaan dalam peng-obatan adalah un¬tuk mengobati kerapuhan pembuluh darah kapiler. Dosis 10-20 mg. LD50 per oral pada mencit adalah 160 mg/kgBB. Buah lengkuas mengandung asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol asetat yang bersifat antiradang dan antitumor. Juga mengandung kariofilen oksida, kario- filenol, kuersetin-3-metil eter, isoramnetin, kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin, dan 7-hidroksi-3,5-dimetoksiflavon.
Sedangkan efek farmakologis lengkuas adalah spasmolitik, antiradang (menghambat sintesis prostaglandin), an¬tibakteri, dan antijamur.. Acetoxychavicol acetate dapat mempunyai aktivitas anti¬tu¬mor.

F. Manfaat Tanaman dalam Bidang Farmasi
Sebagai bahan obat, yang digunakan adalah lengkuas dalam ben¬tuk simplisia (disebut Galangae Rhizome), yaitu bentuk rajangan rim¬pang lengkuas yang telah dikeringkan di bawah sinar matahari tak lang¬sung, sehingga kadar minyak atsiri yang dikandungnya tidak ku¬rang dari 0,5% v/b.
Kadar abu : Tidak lebih dari 3,9%
Bahan organik asing : Tidak lebih dari 2,0%
Lengkuas digunakan untuk pe¬nyembuhan penyakit ku¬lit panu, eksem, ko-reng, ma¬suk angin, perut tidak enak, kurang nafsu ma¬kan, gangguan perna¬fas¬an (bron¬chial catarrh) pada anak-anak, juga untuk stimu¬lan¬sia aromatikum. Sebagai obat dalam rimpang lengkuas digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan, meredakan kolik atau mules (meredakan ak¬ti¬vi¬tas peristaltik usus). Sebagai penawar keracunan makanan dan anti ke¬jang. Juga untuk obat kanker pada lambung. Parutan rimpang segar digunakan untuk menanggulangi gangguan limpa dan herpes. Uap yang diperoleh dari hasil peng¬em¬bunan kukusan tunas batang digunakan untuk mengobati sakit te¬linga. Bubur bayi sering diberi bumbu rimpang lengkuas ini, disamping supaya sedap, juga dimaksudkan untuk mencegah kembung pada bayi.
Untuk obat luar, rimpang ini digunakan sebagai obat gosok (dima¬serasi dengan anggur), obat kulit melepuh, sebagai anti jamur (obat panu dan penyakit kulit lainnya). Daunnya di-infus atau dekok digunakan sebagai stimulansia, dan campuran air mandi untuk pembersih badan setelah melahirkan dan meredakan rasa sakit pada rematik (dikenal dengan istilah “mandi hangat”). Bijinya juga berbau aromatis, digunakan untuk meredakan kolik / mules perut, diare dan anti mual.

Tanaman III
A. Nama Ilmiah : Capsicum frutescens Linn.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum frutescens Linn.

B. Nama Lokal
Leudeuaarum, L. pentek (Gayo), Situdu langit, Lacina sipane (Simelungmz), Lada limi (Nias), L. mutia (Melayu), Cengek (Sunda), Lombok jempling, L. jemprit, L. rawit, L. gambir, L. setan, L. cempling (Jawa), Cabe letek, C. taena manok (Madura), Tabia krinyi (Bali), Kurus (Alor), Kaluya kapal (Sulawesi), Malita diti (Gorontalo), M. didi (Buol), Lada masiwu (Baree), Rica halus, R. padi (Manado), Abrisan kubur (Seram), Karatupa batawe (Elpaputi), Katupu walata (Waraka), Araputa patawe (Atamano), Kalapita batawi (Amahai), Karatuba manesane (Nuaulu), Maricang kekupe (Weda),Rica gufu (Ternate), Metrek wakfoh, Basen tanah (Irian), Hot pepper ( Inggris ), Cili padi, lada merah, lada mira ( Melayu ), Phrik kheenuu (Thailand), Siling labuyo (Filipina), La jiao, ye la zi ( China ), Kidachi tougarashi (Jepang).
C. Deskripsi Morfologi Tanaman
Tanaman budidaya ini kadang-kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Habitus tanamannya perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku dan bagian atas bersudut. Daunnya tunggal, bertangkai, dan letaknya berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, dan berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, permukaan luar licin mengkilap pada keadaan segar dan berkerut pada keadaan kering; buah berongga, bagian pangkal beruang 2 sedang bagian ujung beruang 1 dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang. Permukaan luar licin mengkilap pada keadaan segar dan berkerut pada keadaan kering; buah berongga, bagian pangkal beruang 2 sedang bagian ujung beruang 1; warna merah kekuningan, merah sampai merah tua. Dinding buah liat, sangat tipis, tebal kurang dari 0,5mm. Gagang buah relatif panjang, berukuran lebih kurang ¾ sampai 2 kali panjang buah, ramping, warna hijau kehitaman. Kelopak berbentuk lonceng, terdiri dari 5 helai daun kelopak yang berlekatan satu sama lain, warna hijau kehitaman. Biji banyak, relatif besar, bentuk bundar atau segitiga pipih, garis tengah lebih kurang 3mm, warnanya kuning, terlepas atau melekat pada plasenta. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Cabai rawit dapat diperbanyak dengan biji.


D. Bagian Tanaman yang digunakan sebagai Obat
Seluruh bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai obat, seperti buah, akar, daun dan batang. Cabai rawit digunakan untuk menambah nafsu makan,
menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas, batuk berdahak,
melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis, dan migrain.

E. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis
Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik.
Rasa pedas di lidah menimbulkan rangsangan ke otak untuk mengeluarkan endorfin (opiat endogen) yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menimbulkan perasaan lebih sehat. Cabai rawit dapat mengurangi kecenderungan terjadinya penggumpalan darah (trombosis), menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengurangi produksi kolesterol dan trigliserida di hati. Pada sistem reproduksi, sifat cabai rawit yang panas dapat mengurangi rasa tegang dan sakit akibat sirkulasi darah yang buruk. Selain itu, dengan kandungan zat antioksidan yang cukup tinggi (seperti vitamin C dan beta karoten), cabai rawit dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan (infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan. Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik, stimultan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas, jadi digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut (karmionatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur dan peluruh kencing (diuretik). Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabai rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid.

F. Manfaat Tanaman dalam Bidang Farmasi
Dalam bidang farmasi cabe rawit digunakan sebagai obat beberapa penyakit. Cara permakaian untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil. Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari rasa nyeri karena kedinginan. Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul. Contoh pemakainnya antara lain:
1. Rematik
• Bahan : 15 cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih, 1 jeruk nipis.
• Pemakaian : Cabai rawit digiling hingga halus, jeruk nipis dibelah dua dan diambil airnya. Campur gilingan cabai, kapur sirih, dan perasan jeruk nipis, aduk hingga rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit. Lakukan hingga penyakit sembuh.
2. Sakit perut
• Bahan : 15 gr daun muda cabai rawit, 1/2 sendok teh kapur sirih
• Pemakaian : Cuci bersih daun cabai, giling hingga halus. Tambahkan kapur sirih, aduk hingga rata. Balurkan ramuan pada bagian perut yang sakit. Lakukan pengobatan 1-2 kali saja.
3. Kaki dan tangan lemas (lumpuh)
• Bahan : 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang cakar ayam, 60 gr kacang tanah, 6 butir hungcao.
• Pemakaian : Bersihkan semua bahan, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyaknya hingga bahan-bahan terendam kira-kira 1 cm di atasnya. Ramuan tersebut dimasak dengan cara ditim. Setelah dingin, saring airnya, minum sehari dua kali, masing-masing setengah dari ramuan tersebut.
4. Frostbite
• Bahan : 5 cabai rawit segar
• Pemakaian : Buang biji cabai rawit, giling hingga halus. Balurkan ke bagian yang sakit.
Penderita penyakit saluran pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakitmata dianjurkan untuk tidak mengonsumsi cabai rawit. Cabai rawit digunakan untuk menambah nafsu makan, batuk berdahak, dan melegakan rasa hidung tersumbat pada sinusitis dan migrain. Cara permakaian untuk obat yang diminum, buah cabai rawit digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini cabai rawit dapat direbus atau dibuat bubuk dan pil. Untuk pemakaian luar, rebus buah cabai rawit secukupnya, lalu uapnya dipakai untuk memanasi bagian tubuh yang sakit atau giling cabai rawit sampai halus, lalu turapkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti rematik, jari rasa nyeri karena kedinginan. Gilingan daun yang diturapkan ke tempat sakit digunakan untuk mengobati sakit perut dan bisul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar